Savoring Tom Yum

Planning Your Trip: Where to Enjoy Authentic Tom Yum

Embarking on a culinary adventure in Thailand to savor authentic Tom Yum involves thoughtful planning and a keen eye for discovering exceptional locales. Renowned as one of Thailand’s most iconic dishes, Tom Yum can be best experienced in several key destinations across the country. Bangkok, the bustling capital, should undoubtedly be on your itinerary. Here, visitors can immerse themselves in a vibrant food scene, with both high-end restaurants and humble street stalls serving their own versions of this fragrant soup. Notable districts like Yaowarat, the city's Chinatown, offer a rich tapestry of flavors, where you may come across some of the best local takes on Tom Yum.

Another gem worth exploring is Chiang Mai, located in the mountainous region of northern Thailand. This area is famed for its refreshing variations of Tom Yum that incorporate locally-sourced ingredients, often reflecting the region's unique culinary customs. Dining at local eateries provides an authentic experience, allowing visitors to appreciate the intricate balance of flavors that characterize this beloved dish.

No trip would be complete without a visit to Phuket, famous not only for its stunning beaches but also for its seafood delicacies. Here, you can savor Tom Yum crafted with the freshest ocean catches, enhancing the essence of the traditional recipe. As you explore the island, keep an eye out for street vendors who often serve exceptional Tom Yum that rivals many of the more formal establishments.

To find hidden culinary gems, don’t hesitate to ask locals for recommendations. Exploring less touristy areas can often lead you to delightful surprises where authentic and regional variations of Tom Yum shine. Sample different versions as you traverse the country, creating a culinary journey that encapsulates the rich flavors and traditions inherent in this beloved Thai dish.

Di Mana Air Susah dan Jalan Hilang, Kami Bertanya dan Mendengar

 

Detik.com, Di pelosok negeri, di tempat-tempat yang tak terjamah peta proyek, kami menemukan realita yang sering kali tersembunyi dari sorotan utama. Di sana, air menjadi barang langka dan jalan menuju kehidupan sering kali hilang ditelan waktu.

Krisis Air Bersih di Desa Tunabesi, NTT

Di Desa Tunabesi, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, sekitar 2.505 jiwa dari 760 keluarga harus menempuh jarak 2-3 kilometer dan menghabiskan waktu 3-4 jam setiap hari untuk mendapatkan air bersih. Alternatif membeli air dari tangki pun tidak terjangkau bagi mayoritas warga, dengan harga Rp250.000 untuk 5.000 liter, sementara pendapatan bulanan mereka sekitar Rp300.000. tvonenews.com

 

Kehidupan di Pulau Battoa, Sulawesi Barat

 

Warga Pulau Battoa, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, menghadapi krisis air bersih setiap musim kemarau. Untuk mendapatkan air bersih, mereka harus berjalan kaki sejauh lebih dari satu kilometer menuju sumur tua yang terletak di ujung kampung. Air yang diambil digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan memasak. regional.kompas.com+1antaranews.com+1

 

Krisis Air Bersih di Halmahera Barat, Maluku Utara

 

Di Kecamatan Sahu, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, dua desa, Dere dan Todahe, belum tersentuh air bersih. Warga masih mengandalkan air hujan dengan membangun bak penampung di setiap rumah. Namun, pada musim kemarau, mereka terpaksa membeli air dari PDAM dengan harga Rp150.000 hingga Rp175.000 untuk 1.000 liter, sementara rata-rata warga hanya mampu membeli sekitar itu. mediaindonesia.com+2detik.com+2tvonenews.com+2

 

Solusi dan Upaya Pemerintah

 

Pemerintah melalui Kementerian Sosial telah menyediakan instalasi pengolahan air bersih tenaga surya di Desa Ohoinangan, Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku. Instalasi ini mampu menghasilkan 6.000 liter air layak minum per hari untuk 278 jiwa. kemensos.go.id

Selain itu, organisasi kemanusiaan seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT) juga berperan dalam mengatasi krisis air bersih di wilayah terpencil. ACT bersama Global Wakaf membangun sumur tanah sedalam 90 meter di Parit Bekang, Teluk Dalam, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, Riau, untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.